Senin, 03 Desember 2012

Teknik Berbicara


Berbicara sebagai keterampilan dasar manusia dalam berkomunikasi sering kita bahas, namun sangat sedikit yang mengulas bagaimana cara mendengar yang baik. Sedangkan mendengar hampir sulit bisa dilakukan oleh kebanyakan orang, padahal dengan mendengarlah ilmu bisa diserap, sebuah masalah bisa dipecahkan dan sebuah gagasan bisa diwujudkan. Rata-rata para pemimpin dunia memiliki kemampuan mendengar yang baik, selain kemampuan berbicara.

Sebagaimana diungkapkan oleh Benjamin Franklin mengungkapkan :
“Mengingat bahwa dalam pembicaraan pengetahuan lebih banyak diperileh melalui telinga daripada melalui mulut. Saya memberikan tempat kedua kepada sikap diamdiantara keutamaan yang hendak saya kembangkan”.(Betgerr, 1995:92)

Sedangkan Frank Betgerr (1996) mengungkapkan bahwa :
“dalam pembicaraan, pengetahuan lebih banyak diperoleh melalui telinga daripada melalui mulut, saya memberikan tempat kedua kepada sikap diam diatara keutamaan yang hendak saya kembangkan”.

SENI MENDENGARKAN

Ketika berbicara, biasanya kita mendengarkan dalam salah satu dari lima tingkat :
1. Kita mungkin mengabaikan orang itu dan benar-benar tidak mendengarkannya.
2. mungkin berpura-pura tidak mendengarkannya
3. Mendengarkan tapi lebih selektif pada bagian-bagian tertentu dari pembicaraan.
4. Mendengarkan secara atentif dan menaruh perhatian dan memfokuskan enegi pada kata-kata yang diucapkannya.
5. mendengarkan secara empatik, mendengarkan untuk mengerti tapi untuk menjawab persoalan yang ada. 

Dalam arti mendengar bukan hanya dengan telinga saja tetapi dengan mata dan hati.
Dengan melihat tingkatan mendengar diatas maka mendengarkan membutuhkan keterampilan khusus, sebagaimana berbicara. Karena mendengarkan adalah cerminan pribadi seseorang,
sebagaimana diungkapkan oleh David J. Schwartz (1996:154) mengungkapkan bahwa :
“… semakin besar orang yang bersangkutan, semakin cenderung ia mendorong anda untuk berbicara, semakin kecil orang yang bersangkutan semakin cenderung ia mengkhotbahi anda”.
Kebanyakan pemimpin yang baik didalam semua bidang kehidupan menghabiskan jauh lebih banyak waktu meminta nasehat dan meminta pendapat bawahannya daripada banyak berbicara.

Diantara keterampilan mendengar diungkapkan BS.Wibowo,dkk (2002:92) dari kupasan Geoff Nightingale dalam Synergenic antara lain :

  • Dengarkan gagasannya bukan fakta dan tanyalah diri sendiri apa yang pembicara maksudkan.
  • Nilailah isinya, bukan cara penyampaiannya.
  • Dengarkan dengan penuh harapam, jangan langsung kehilangan minat
  • Jangan cepat menarik kesimpulan
  • Sesuaikan pencatatan anda dengan pembicaraan
  • Pusatkan perhatian, jangan mulai bermimpi dan jagalah mata anda agar tetap tertuju pada pembicaraan.
  • Jangan mendahului pikiran pembicara, anda akan kehilangan jejak.
  • Dengarlah dengan sungguh-sungguh waspada dan bergairah.
  • Kendalikan emosi waktu mendengar
  • Bacalah fikiran anda, berlatihlah untuk menerima informasi baru.
  • Bernafaslah perlahan dan dalam-dalam
  • Jangan tegang santai sajalah.

Sedangkan menurut James K. Van Fleet (1996:179) dalam bukunya : “Key to Success with people” mengungkapkan seni mendengar yang efektif sebagai berikut :

  • Berikan sepenuh hati pada orang lain
  • Mendengarkan dengan serius
  • Tunjukan minat pada perkataan orang
  • Usahakan bebas gangguan
  • Tunjukan kesabaran
  • Bukalah pikiran anda
  • Dengarkan setiap gagasan
  • Hargai isinya, bukan cara penyampaiannya.
  • Turunkan senapan anda
  • Belajarlah mendengarkan apa yang tersirat.

Sedangkan David J Swartz dalam bukunya “The Magic of Thinking Big” (1996: 154) mengungkapkan seni mendengar kedalam tiga tahapan dan untuk menguatkannya dengan cara bertanya dan mendengarkan :

  • Dorong orang lain berbicara
  • Uji pandangan anda dalam bentuk pertanyaan
  • Berkonsentrasilah pada apa yang dikatakan orang lain
Demikianlah beberapa teknik dalam mendengar yang dalam praktiknya membutuhkan adanya jiwa besar. Mendengar dan bertanya bukan menunjukan kebodohan seseorang tetapi menunjukan kualitas hidupnya, apalagi bagi seorang pemimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar